Budidaya

Budidaya nilam dapat dimulai dengan memperhatikan beberapa aspek:

Penentuan Lokasi

Kebun perbanyakan hendaknya terletak pada lokasi yang mudah dicapai, tidak tercemar hama dan penyakit, mudah dijangkau untuk penyediaan sarana (pupuk dll), pengangkutan bahan tanaman atau benih. Untuk efisiensi dalam pengiriman bahan tanaman sebaiknya lokasi kebun perbanyakan tidak terlalu jauh dari daerah pengembangan. Disamping itu faktor yang terpenting adalah tersedianya sumber air yang mencukupi di lokasi kebun untuk kegiatan pembibitan, penanggulangan hama dan penyakit dan sebagainya.

Syarat Tumbuh

Tanaman nilam tumbuh dan berproduksi dengan baik dari 0-700 m dpl. (Rosman etr al., 1998). Didataran tinggi nilam dapat tumbuh dengan baik namun kadar minyaknya lebih rendah (< 2%) dibandingkan yang tumbuh didataran rendah (> 2%). Sebaliknya pada dataran tinggi kadar patchouli alkohol (PA) akan lebih tinggi dibandingkan didataran rendah. PA merupakan faktor terpenting dalam menentukan mutu minyak nilam. Nilam menghendaki intensitas matahari 75-100%, tanaman yang kurang mendapat cahaya matahari (ternaungi), kadar minyaknya akan rendah.
Nilam dapat tumbuh diberbagai jenis tanah (andosol, latosol, regosol, padsolik, kambisol) akan tetapi akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan banyak mengandung humus, bertekstur lempung sampai liat berpasir, pH 5,5-7. Kemiringan tanah sebaiknya kurang dari 15o. Iklim yang dikehendaki adalah iklim sedang dengan curah hujan rata-rata 3000 mm /tahun dan penyebarannya merata sepanjang tahun. Nilam sangat peka terhadap kekeringan, kemarau panjang setelah pemangkasan / panen dapat menyebabkan tanaman mati. Suhu yang dikehendaki sekitar 24-28oC dengan kelembaban relatif 70-90%. Lahan harus bebas dari penyakit terutama penyakit layu bakteri, budog dan nematoda.

Pemilihan Varietas

Untuk memperoleh produksi minyak yang tinggi, pilih varietas unggul, yang produksi/kadar dan mutu minyak tinggi yaitu : Tapak Tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang. Sel-sel minyak terutama terdapat pada daun (Guenther, 1952), oleh karena itu, produksi (terna) tinggi akan menghasilkan produksi minyak tinggi pula, apabila varietas tersebut mengandung kadar minyak yang tinggi.


Tidak ada komentar: